Ukraina Tuding Pasukan Rusia Membunuh dan Mutilasi Tawanan Perang

Trending 5 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris kewenangan asasi manusia Ukraina mendesak Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan PBB untuk menyelidiki gambar nan dibagikan secara luas secara online pada Sabtu, nan menurutnya kemungkinan menunjukkan seorang tawanan perang Ukraina dibunuh dan dimutilasi oleh pasukan Rusia.

“Sebuah foto, mungkin seorang tahanan Ukraina nan kepala dan personil tubuhnya dipenggal oleh Rusia, telah muncul secara online,” kata Dmytro Lubinets, pejabat kewenangan asasi manusia terkemuka di negara itu, dalam sebuah postingan di aplikasi pesan Telegram.

“Mengingat gambaran mengerikan ini, saya segera meminta ICRC dan PBB untuk mencatat lagi pelanggaran kewenangan asasi manusia nan dilakukan negara teroris tersebut,” tulis Lubinets.

Jaksa Agung Ukraina mengatakan secara terpisah bahwa penyelidikan mendesak telah diluncurkan terhadap info nan tersebar di jejaring sosial tentang pembunuhan dan mutilasi seorang tawanan perang Ukraina.

Andriy Kostin, jaksa penuntut umum, mengatakan penyelidikan mendesak telah dilakukan. “Rusia secara konsisten mengulangi kejahatan Nazi, dengan jelas menunjukkan penghinaan terhadap semua norma bumi nan beradab,” tulisnya di Telegram.

Rusia menyangkal adanya penyiksaan alias corak penganiayaan lainnya terhadap tawanan perang.

Iklan

Komisi penyelidikan PBB mengenai Ukraina mengatakan dalam sebuah laporan nan diterbitkan pada Maret bahwa mereka telah mendokumentasikan tuduhan nan andal mengenai eksekusi setidaknya 32 tawanan perang Ukraina dalam 12 kejadian terpisah dari Desember 2023 hingga Februari, dan bahwa komisi tersebut telah memverifikasi secara independen tiga kejadian tersebut.

Komisi Penyelidikan PBB nan beranggotakan tiga orang mengatakan mereka juga telah mengumpulkan lebih banyak bukti bahwa Rusia telah secara sistematis menyiksa tawanan perang Ukraina, mendokumentasikan ancaman pemerkosaan dan penggunaan sengatan listrik pada perangkat kelamin.

Dikatakan bahwa skala kasus penyiksaan tersebut mungkin merupakan pelanggaran paling serius nan dikenal sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, dan menggambarkan kejadian tersebut sebagai pelanggaran nan “meluas dan sistematis”.

Pilihan Editor: Putin Peringatkan AS bakal Krisis Rudal ala Perang Dingin

REUTERS

More
Source