Serba-Serbi Pemberian Gelar Haji di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

Trending 6 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Selama berabad-abad, umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, telah melakukan perjalanan ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Setelah menyelesaikan ibadah ini, mereka kembali ke tempat asalnya masing-masing.

Di Indonesia, orang nan baru pulang dari ibadah haji biasanya bakal menyandang gelar haji. Gelar ini digunakan untuk menandakan bahwa mereka telah melaksanakan ibadah haji. Berikut serba-serbi menarik tentang pemberian gelar haji di Indonesia.

1. Ada Sejak Zaman Kolonial

Arkeolog Islam Nusantara, Agus Sunyoto, menyatakan bahwa gelar haji mulai dikenal sejak 1916. Pada awal abad ke-20, gelar haji menjadi bagian dari pergerakan politik kebangsaan dan kekuasaan kolonial, nan membikin pemerintah kolonial Belanda khawatir.

Penggunaan gelar haji mempunyai akibat besar, ialah mendorong umat Islam untuk melakukan aktivitas politik dan kepercayaan melawan kolonialisme. "Sejarahnya dimulai dari perlawanan umat Islam terhadap kolonial. Setiap pemberontakan selalu dipelopori oleh pembimbing thariqah, haji, dan ustadz dari pesantren. Ketiga golongan ini menjadi penyebab utama pemberontakan nan membikin kompeni kewalahan," kata Agus.

2. Terdapat Makna dan Efek Besar 

Gelar haji membawa pengakuan atas kesalehan, otoritas politik, dan status sosial-budaya. Pencantuman gelar haji mempunyai makna dan akibat besar, terutama ketika aktivitas politik dan Islam semakin besar untuk melawan pemerintah kolonial.

Kolonialis menjadi kebingungan lantaran setiap kali penduduk pribumi pulang dari Mekah, sering kali terjadi pemberontakan. "Tidak ada pemberontakan nan tidak melibatkan haji, terutama ustad haji dari pesantren-pesantren," kata Agus.

3. Tidak Hanya Ada di Indonesia

Menurut antropolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi, tradisi memberikan gelar haji tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di bagian lain bumi Islam Melayu seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan apalagi Thailand Selatan.

"Di Mesir Utara, tradisi ini apalagi tidak hanya memberi gelar haji, tetapi juga melibatkan lukisan Ka'bah di rumah dan gambar moda transportasi nan digunakan ke Mekkah," ujar Dadi seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Agama Indonesia.

Namun, menurut Agus Sunyoto, panggilan "Ya Haj" nan umum di Timur Tengah hanya merupakan penghormatan verbal semata lantaran pemerintah di sana tidak mengeluarkan sertifikat resmi untuk haji.

4. Belanda Terapkan Ordonansi Haji

Pada 1916, pemerintah kolonial mengeluarkan Ordonansi Haji nan mewajibkan setiap orang nan kembali dari haji untuk menggunakan gelar haji. Tujuan dari kebijakan ini, seperti nan dijelaskan oleh Agus, adalah untuk memudahkan pengawasan oleh intelijen kolonial terhadap orang-orang nan baru saja menunaikan haji.

Sejak 1916, setiap orang Indonesia nan pulang dari luar negeri, khususnya setelah menyelesaikan ibadah haji, bakal diberi gelar haji sesuai dengan ketentuan tersebut.

Sejalan dengan pandangan Agus Suyanto, Abdul Mun'im menyatakan bahwa pemberian gelar haji oleh Belanda juga dimaksudkan untuk mengontrol dan mencatat pergerakan kaum nasionalis.

Banyak dari mereka nan pulang dari haji membawa semangat aktivitas kemerdekaan. Setelah kembali dari Tanah Suci, mereka sering menjadi aktifis militan dalam aktivitas perlawanan. Mun'im mengilustrasikan bahwa perlawanan di Banten sering kali dipimpin oleh ustadz nan telah menunaikan ibadah haji.

5. Gelar Haji Diterapkan Sebelum Ordonansi Haji Belanda

Sejarawan dari Nahdlatul Ulama (NU), H. Abdul Mun’im DZ, menjelaskan bahwa gelar haji telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak lama di Indonesia, bukan lantaran Ordonansi Belanda pada tahun 1859. Bahkan, dia menunjukkan gelar haji sudah digunakan oleh para ustadz dan raja di Riau sejak abad ke-17 dan ke-18.

Dia menjelaskan bahwa Ordonansi Belanda mengenai gelar haji dikeluarkan pada 1859, tetapi penggunaannya baru efektif pada 1872 setelah Belanda mendirikan konsulat di Jeddah pada tahun tersebut.

NOVITA ANDRIAN | KAKAK INDRA PURNAMA

Pilihan Editor: Viral Meme 'Haji Thariq', Berikut Sejarah Gelar Haji di Indonesi

More
Source