Senyawa Bromat dalam AMDK: Akademisi Menilai Perlu Uji Analisis Air Tanah

Trending 6 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan kepada seluruh produsen air minum dalam bungkusan disingkat AMDK agar memperhatikan kandungan senyawa bromat dan tidak melebih periode pemisah nan dapat menakut-nakuti kesehatan masyarakat. 

Dilansir dari Antaranews, Plt Kepala BPOM, Rizka Andalusia menyebut bahwa keberadaan senyawa bromat dalam AMDK susah untuk dihindari. Hal ini disebakan oleh proses dari terbentuknya bromat nan bermulai dari senyawa bromida dalam bahan baku air nan berubah menjadi bromat akibat proses ozonisasi alias sterilisasi untuk menghilangkan rasa, bau, dan mikroba.

Rizka menambahkan, jika kandungan bromat tidak diperhatikan oleh para produsen AMDK, maka bakal ada beberapa gangguan kesehatan nan dapat terjadi pada masayarakat nan mengonsumsinya. Seperti, gangguan ginjal, gangguan sistem saraf hingga kanker. Sedangkan, pengaruh bromat secara umum adalah masalah pencernaan, seperti mual, muntah, dakit perut alias diare.

Sebelumnya, terdapat temuan dari hasil riset sebuah media mendapat tetap ada kandungan bromat dalam AMDK nan melebih pemisah aman. Data tersebut menemukan bahwa 11 merek AMDK nan beredar di pasaran, ditemukan terdapat kandungan bromat dengan nomor paling rendah berjumlah 3,44 ppb dan kandungan bromat dengan nomor paling tinggi berjumlah 48 ppb.

Lalu, dalam info tersebut juga terdapat hasil uji laboratorium pada awal Maret 2024. Data tersebut menunjukkan adanya tiga sampel AMDK dengan kandungan bromat nan telah melebih pemisah wajar, ialah 19 ppb, 29 ppb, dan 48 ppb.

Oleh karena itu, proses terbentuknya bromat dalam AMDK tidak dapat dihindari. Berdasarkan perihal tersebut, Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Hermawan Seftiono menilai perlu dilakukan pengetesan dan kajian dalam periode waktu tertentu pada air tanah mengenai rumor bromat tersebut. 

“Pasalnya, bromat ini merupakan unsur rawan bagi kesehatan dan bisa menyebabkan kanker,” tuturnya. Menurut Hermawan, pengetesan ini bermaksud untuk mencegah jangan sampai air tanah nan digunakan oleh masyarakat berisiko lantaran mengandung mineral berbahaya.

Iklan

Melansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, oleh Guru Besar Fakultas Farmasi, Zullies Ikawat menjelaskan bahwa bromat adalah produk sampinga nan terbentuk ketika air minum didesinfeksi dengan proses ozonisasi. Bromat bukanlah senyawa nan terbentuk secara normal dan alami di air. Bromat tidak mempunyai rasa dan warna.

Lebih lanjut, Guru Besar Fakultas Farmasi tersebut menjelaskan bahwa terdapat pemisah kondusif nan diperbolehkan oleh WHO dalam mengonsumsi bromat, ialah 10 ppb (part per billion) alias 10 mikrogram/Liter. Batas kondusif tersebut berasas potensi kanker nan terdapat dari senyawa bromat dan dapat membahayakan tubuh manusia. Pada studi dengan hewan, dijumpai bahwa bromat dapat memicu kanker, tetapi belum diketahui secara pasti dampaknya pada manusia.

Kasus keracunan bromat dalam dosis tinggi belum pernah terjadi, selain orang secara sengaja alias tidak sengaja menelan cairan kimia nan mengandung bromat. Dampak dari keracunan bromat adalah dapat mengakibatkan muntah-muntah, sakit perut, dan diare. Tidak hanya itu, akibat dari bromat juga dapat menyebabkan kelelahan, hilangnya refleks dan masalah lain pada sistem saraf pusat. Namun, akibat ini berkarakter reversibel, artinya bisa kembali normal dan tidak menetap.

Regulasi tentang pemisah kondusif kandungan bromat dalam AMDK telah diatur di Indonesia. Tepatnya dalam izin mengenai minuman dan makanan nan diatur oleh BPOM nan merujuk pada SNI dan telah diaturn standarnya oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Pada AMDK, terkhusunya air mineral, dalam registrasinya dan pengawasannya merujuk pada SNI, di mana peryaratan mutunya mengikuti peratusan SNI 3553: 2015. Pada SNI tersebut, kandungan bromat dalam pemisah wajar juga megikuti standar nan ditetapkan oleh WHO. 

ANTARANEWS | UGM.AC.ID
Pilihan penyunting : Bahaya Senyawa Bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan alias AMDK

More
Source