TEMPO.CO, Kupang - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolsian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) Komisaris Besar Ariasandy membantah kurang memprioritaskan putra dan putri setempat dalam proses pendaftaran peserta dalam seleksi taruna-taruni Akademi Kepolisian atau Akpol 2024. Menurut Ariansandy, lantaran prosesnya berkarakter terbuka, tidak mungkin ada nan ditutup-tutupi.
“Siapa saja boleh mendaftar, dan tidak ada nan ditutup-tutupi selama proses seleksi calon personil Polri,” kata Aria di Kota Kupang, seperti dilansir Antara, Senin, 8 Juli 2024.
Hal tersebut dia kemukakan menanggapi viralnya proses rekruitmen catar Akpol 2024 di Polda NTT nan menyebut bahwa enam kuota reguler hanya ada beberapa putra daerah yang lolos. Adapun sisanya diambil dari provinsi lain.
Mantan Kapolres Timor Tengah Selatan itu menuturkan bahwa dari tiga kuota reguler itu terdapat tiga peserta nan lahir dan besar di NTT dan dinyatakan lolos ke pusat.
“Lalu ada dua orang nan sejak SD sudah tinggal di NTT, sehingga tidak betul jika dikatakan bahwa kurang prioritaskan putra dan putri NTT,” ujar Aria.
Dalam proses perekrutan, katanya, pengawasan dilakukan secara ketat tidak hanya dari internal Polda NTT melainkan juga dari pihak eksternal, mulai dari jurnalis, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Himpsi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, LLDikti, serta Bidang Meteorolog.
Bahkan, kata dia, setelah ujian selesai hasil ujian langsung diumumkan saat peserta ujian keluar dari ruangan ujian, sehingga setiap peserta bisa mengetahui hasil ujian masing-masing.
Hal ini dilakukan agar jika ada nan tidak puas dengan hasil ujiannya bisa langsung mengusulkan protes di letak ujian kepada panitia.
Iklan
Ariasandy juga menambahkan bahwa ujian dilaksanakan sistem CAT (computer assisted test) menggunakan akomodasi laboratorium komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang.
Ujian ilmu jiwa dan akademik dilakukan menggunakan sistem CAT menggunakan akomodasi lab komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang.
Menurut dia, dalam proses penerimaan taruna Akpol beserta mekanismenya sudah sesuai dengan patokan nan ada. Tidak ada nan bisa melakukan intervensi alias mempengaruhi hasil nan ada.
Kabag Dalpers Biro SDM Polda NTT Ajun Komisaris Besar Sajimin menuturkan seleksi taruna Akpol tahun ini diikuti oleh 86 peserta, terdiri dari 70 laki-laki dan enam wanita.
Setelah beragam tahapan seleksi nan dimulai dari pemeriksaan manajemen hingga supervisi dari Mabes Polri, hanya 20 peserta nan sukses melanjutkan ke tahap akhir, dengan rincian 17 laki-laki dan 3 wanita.
Mabes Polri memberikan alokasi kuota sebanyak 11 orang untuk Polda NTT, nan terbagi menjadi lima orang dari kuota Mabes Polri dan enam orang dari kuota reguler.
Pilihan Editor: Penerimaan Polri 2024 untuk Akpol, Bintara dan Tamtama Dibuka, Simak Syaratnya