TEMPO.CO, Jakarta - Pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina setelah berminggu-minggu melakukan protes dengan kekerasan, nan diumumkan pada Senin, 5 Agustus 2024, dalam sebuah pidato nan disiarkan di televisi oleh panglima angkatan darat, telah membawa konsentrasi kembali pada sejarah pergolakan dan kudeta politik di negara ini.
1975
PM Bangladesh pertama, Sheikh Mujibur Rahman, ayah dari Hasina, dibunuh berbareng dengan sebagian besar personil keluarganya dalam sebuah kudeta militer nan membawa pemerintahan militer nan panjang. Dua kudeta lainnya di tahun nan sama berhujung dengan Jenderal Ziaur Rahman merebut kekuasaan pada November.
1981
Ziaur Rahman dibunuh oleh para pemberontak nan menyerbu masuk ke dalam wisma pemerintah di kota Chittagong di mana dia tinggal. Kekerasan tersebut diyakini sebagai tindakan sekelompok mini perwira militer, tetapi tentara sendiri tetap setia dan menekan pemberontakan.
1982
Pengganti Rahman, Abdus Sattar, digulingkan dalam kudeta militer tak berdarah nan dipimpin oleh Hussein Muhammad Ershad, nan mengambil alih kedudukan sebagai kepala pengurus darurat militer dan kemudian menjabat sebagai presiden.
2007
Panglima militer melakukan kudeta dan mendukung pemerintahan sementara nan memerintah negara ini selama dua tahun hingga Hasina mengambil alih kekuasaan pada tahun 2009.
2009
Iklan
Tidak puas dengan bayaran dan kondisi kehidupan mereka, pasukan paramiliter nan memberontak membunuh lebih dari 70 orang di ibu kota Dhaka, sebagian besar dari mereka adalah perwira militer.
Pemberontakan tersebut, nan telah menyebar ke nyaris selusin kota, berhujung setelah enam hari ketika para penjaga nan marah menyerah setelah serangkaian diskusi.
2012
Tentara Bangladesh mengatakan bahwa mereka telah menggagalkan upaya kudeta oleh para purnawirawan dan perwira nan tetap aktif nan didorong oleh kampanye untuk memperkenalkan Syariah, alias norma Islam, di seluruh negeri.
2024
Panglima Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker Uz-Zaman, mengatakan bahwa Hasina telah mengundurkan diri setelah protes anti-kuota nan diwarnai kekerasan dan pemerintahan sementara bakal dibentuk untuk memimpin negara.
REUTERS
Pilihan Editor: Siapakah Panglima Militer Bangladesh nan Umumkan Pengunduran Diri Sheikh Hasina?