Protes Jemaah Haji Delay 28 Jam, Kemenag Pertimbangan Keterlibatan Garuda di Tahun Depan

Trending 4 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama kembali melayangkan protes kepada Garuda Indonesia lantaran keterlambatan penerbangan nan dialami jemaah haji kelompok terbang 9 Embarkasi Balikpapan (BPN-09). Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief menilai performa Garuda Indonesia tahun ini sangat jelek lantaran keterlambatan penerbangan nan terus berulang.

Fase pemulangan jemaah haji Indonesia nan berjalan sejak 22 Juni 2024 kembali diwarnai dengan keterlambatan penerbangan oleh Maskapai Garuda Indonesia. Keterlambatan nan dialami jemaah BPN-09 apalagi terjadi lebih dari sehari, 28 jam. Sebelumnya, jemaah haji kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) juga mengalami delay selama 12 jam.

“Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan. Delay lagi dan lagi. Berulang terus. Kita nilai keahlian Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional," kata Hilman Latief di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024 dilansir dari situs Kemenag.

“Dengan kejadian ini, Kementerian Agama bakal mempertimbangkan kembali keterlibatan Garuda Indonesia pada penerbangan jemaah haji di tahun mendatang."

Sebanyak 324 jemaah BPN-09 berasal dari Palu, Sulawesi Tengah. Mereka semestinya pulang ke Tanah Air, pada 6 Juli 2024, pukul 13.40 waktu Arab Saudi. Mereka sudah berada di bus dan siap ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah saat diinformasikan adanya keterlambatan penerbangan dan baru bakal diterbangkan pada Minggu, 7 Juli 2024, sekitar pukul 17.40 waktu Arab Saudi.

“Pemberitahuan dari pihak Garuda Indonesia juga sering mendadak. Bahkan jemaah sudah berada di bus dan siap menuju Bandara AMAA Madinah baru diinfo jika ada delay. Ini kejadiannya mirip dengan KNO-03. Jelas Garuda Indonesia tidak profesional,” kata Hilman Latief.

“Delay semacam ini membikin jemaah lelah. Mereka terpaksa kudu membawa koper kabin kembali lantaran sudah di bus baru diinfo jika ada delay. Ini kan melelahkan."

Protes senada disampaikan oleh Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab. Menurut dia, keahlian Garuda pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini betul-betul sangat buruk. Bahkan, pada pekan pertama fase pemulangan jemaah haji, lebih 50 persen penerbangan mengalami keterlambatan. Dari 52 kloter, sebanyak 38 kloter terbang tidak sesuai agenda lantaran mengalami keterlambatan.

Iklan

“Pada pekan kedua pemulangan, total sudah ada 155 kloter jemaah haji Indonesia nan sudah diterbangkan Garuda Indonesia ke Tanah Air. Dari 155 kloter, ada 75 kloter nan mengalami keterlambatan alias 48,39 persen,” sebut Saiful Mujab.

“Kalau pekan pertama ada KNO 03 nan delay 12 jam 30 menit, pekan kedua ini ada BPN 09 nan delay hingga 28 jam 10 menit. Ini sangat parah."

Saiful Mujab kembali minta Garuda Indonesia konsentrasi pada upaya perbaikan keahlian pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia. "Pastikan pesawat nan bakal digunakan siap dan ada. Kru pesawat juga siap bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan alias delay penerbangan tidak terulang," ujarnya.

Dia mengatakan Garuda perlu semestinya perlu persiapkan pesawat persediaan pengganti pesawat bermasalah, sesuai perjanjian kerja dengan Kementerian Agama.

"Kasihan jemaah jika Garuda delay terus. Belum lagi jemaah kudu naik pesawat domestik ke provinsi asal nan kudu tertunda lantaran lambat dari Arab Saudi. Dampaknya signifikan dan ini menjadi tanggung jawab Garuda," katanya.

Pilihan Editor:Jokowi Tak Mau Paksa Pindahkan Ibu Kota ke IKN: Bisa Setelah Oktober

More
Source