TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor alias Polres Malang menyatakan pemuda berisial SR (19 tahun) nan tewas misterius di rumahnya, Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat, 5 Juli 2024 sempat tidak pulang. Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Malang, Ajun Komisiar Polisi alias AKP Gandha Syah Hidayat, membenarkan info ini.
"Karena ngambek motornya digadai oleh ayah kandungnya tanpa sepengetahuan dia," ujar Gandha kepada Tempo lewat aplikasi perpesanan, Senin, 8 Juli 2024.
Kendati demikian, dia menyebut kemungkinan SR tewas dibunuh saat kabur dari rumah tidak ada. Hal ini berasas keterangan lisan sementara dari master nan menangani autopsi. "Secara resmi hasil autopsi belum keluar," kata Gandha.
Sebelumnya, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Malang Inspektur Polisi Dua alias Ipda Dicka Ermantara mengonfirmasi SR ditemukan tak bernyawa di rumahnya. “Kami mendapat laporan seorang pemuda meninggal bumi di sebuah rumah di Kecamatan Gondanglegi, ditemukan dalam keadaan sudah kaku,” ungkap Dicka dalam keterangan resminya, dikutip pada Ahad, 7 Juli 2024.
Dia menuturkan penemuan mayat SR bermulai ketika sang ibu mendapati putranya dalam posisi terlentang di ruang tamu. Awalnya, ibu SR mengira anaknya sedang tidur sehingga tidak membangunkannya.
Namun, ibu SR berupaya membangunkan anaknya untuk makan sekitar pukul 15.00. Tak disangka tubuh SR sudah terbujur kaku dan tidak bernapas.
Si ibu lantas memanggil tetangga untuk meminta pertolongan. Temuan ini kemudian dilaporkan kepada penduduk setempat dan diteruskan ke Polsek Gondanglegi. "Petugas nan menerima laporan langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan mengumpulkan peralatan bukti serta petunjuk,” ungkap Dicka.
Iklan
Hasil pemeriksaan awal di letak kejadian, lanjut dia, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan alias penganiayaan pada tubuh SR. Namun, ditemukan luka pada mata sebelah kanan pemuda tersebut.
Demi memastikan penyebab kematian, polisi mengevakuasi jenazah korban ke Rumah Sakit Saiful Anwar di Kota Malang untuk dilakukan autopsi. “Kami tetap menunggu hasil autopsi guna penyelidikan lebih lanjut,” tutur Dicka.
Dia menyebut pihaknya tetap terus melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah ada unsur tindak pidana dalam kasus ini. “Masih penyelidikan ya, kami berupaya mengungkap apakah ada tindak pidana dalam kasus ini."
Dicka membeberkan kejadian ini memicu spekulasi di kalangan penduduk nan resah dan bertanya-tanya mengenai apa nan sebenarnya terjadi pada SR. Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan info nan belum pasti kebenarannya.
Pilihan Editor: Kapolri Listyo Sigit Prabowo Minta Anak Buahnya Tindak Lanjuti Putusan Bebas Pegi Setiawan