Megawati Lantik Ahok dan Ganjar Jadi Ketua DPP PDIP, Bidang Apa? Ini Profil Keduanya

Trending 6 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, memberikan tugas baru kepada mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Megawati melantik keduanya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP untuk bagian nan berbeda.

Pelantikan ini dilakukan berbarengan dengan perpanjangan masa kedudukan pengurus DPP PDIP periode 2019-2024. Mereka bakal menjabat hingga pemilihan pengurus baru dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) partai nan dijadwalkan pada April 2025.

"Ketua Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Ganjar Pranowo; Ketua Bidang Perekonomian, Basuki Tjahaja Purnama," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto nan membacakan daftar susunan kedudukan pengurus DPP PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat, 5 Juli 2024. Ganjar dan Ahok datang langsung di letak saat pelantikan tersebut.

Pembacaan sumpah pengurus DPP PDIP kemudian dipimpin oleh Megawati. "Bahwa saya untuk diangkat sebagai Dewan Pimpinan Pusat PDIP masa hormat 2019-2024 diperpanjang 2025, bakal setia dan alim sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945, AD/ART PDIP 2019, Piagam, dan Program Perjuangan, dan segala ketentuan partai nan berlaku," kata Megawati diikuti para pengurus DPP PDIP. Ini profil keduanya.

Profil Ahok

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur pada 29 Juni 1966, sebagai putra dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsih. Sejak kecil, dia dipanggil Banhok oleh ayahnya. Sebagai keturunan Tionghoa, Ahok terjun ke bumi politik lantaran beragam hambatan birokrasi nan menghalang usahanya. Keyakinan ini mendorongnya untuk berasosiasi dalam bumi politik pada 2003.

Ia memulai pekerjaan politiknya dengan berasosiasi di Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) nan dipimpin Dr. Sjahrir. Pada pemilihan umum 2004, Ahok mencalonkan diri dan terpilih sebagai personil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2004-2009.

Setelah tujuh bulan menjadi personil DPRD, banyak support rakyat nan mendorong Ahok untuk menjadi bupati. Meski Partai Bulan Bintang mendominasi politik di daerahnya, Ahok sukses mendapatkan kepercayaan masyarakat dan menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.

Selama masa jabatannya, ada dorongan agar Ahok menjadi calon gubernur Bangka Belitung. Dia mengikuti pemilihan gubernur pada 2007 tetapi kalah. Kemudian, dia maju sebagai calon legislatif dari Partai Golkar dan sukses terpilih sebagai personil Komisi II DPR.

Popularitas Ahok meningkat ketika dia menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada periode 2012-2017 berbareng Jokowi. Setelah Jokowi maju sebagai Presiden, Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Setelah masa jabatannya berakhir, Ahok mencalonkan diri sebagai gubernur pada pemilihan 2017 berpasangan dengan politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat, namun mereka kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Pada akhir 2016 hingga Mei 2017, Ahok menghadapi persidangan atas kasus penistaan kepercayaan mengenai pidatonya nan menyebut surah Al-Maidah ayat 52 di Kepulauan Seribu. Dia dijatuhi balasan dua tahun penjara. Setelah bebas pada 2019, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Iklan

Dua hari setelah dibebaskan dari penjara, Ahok secara resmi berasosiasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Kabar Ahok merapat ke PDIP pun sebenarnya sudah tersiar lama. Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut Ahok sudah mempunyai kemauan untuk berasosiasi dengan partainya tersebut dalam jangka waktu nan cukup lama.

Dalam Pemilu 2024, Ahok secara terbuka menyatakan dukungannya untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud). Ahok menegaskan bahwa dia tidak bakal memilih pemimpin nan belum mempunyai pengalaman. Kini Ahok ditugaskan sebagai Ketua Bidang Perekonomian DPP PDIP.

Profil Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo, seorang kader lama PDIP, mulai terlibat dalam politik saat kuliah di Fakultas Hukum UGM dengan berasosiasi dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) nan mempunyai ideologi politik dekat dengan PDI.

Lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada 28 Oktober 1968, Ganjar menyaksikan transformasi PDI menjadi PDI Perjuangan. Pada 1996, dia mendukung Megawati dalam menghadapi Soejardi.

Ganjar menjadi Anggota DPR pada periode 2004-2009, menggantikan Jakob Tobing nan ditunjuk Megawati sebagai Duta Besar Indonesia di Korea Selatan. Ia kembali terpilih sebagai Anggota DPR untuk periode 2009-2014, tetapi kemudian mengikuti pemilihan Gubernur Jawa Tengah.

Dari 2010 hingga 2013, Ganjar menjabat sebagai Wakil Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI, dengan Puan Maharani sebagai Ketua Fraksi dan Bambang Wuryanto (alias Bambang Pacul) sebagai Sekretaris Fraksi. Pada 2013, Ganjar terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2013-2018 dan kemudian terpilih kembali untuk periode 2018-2023.

Pada Pemilu 2024, Ganjar diusung PDIP maju sebagai calon presiden berdampingan dengan Mahfud MD. Di detik-detik terakhir kampanye Pemilu 2024, Ganjar mendapat support langsung dari Ahok. Kini, Ganjar menjabat sebagai Ketua Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPP PDIP.

ANANDA RIDHO SULISTYA  | SULTAN ABDURRAHMAN  | ANDIKA DWI | EGI ADYATAMA

Pilihan Editor: 6 Pernyataan Menarik Megawati Saat Pidato di Sekolah Partai PDIP: Soal Jokowi, Ketua KPU, KPK, dan Hasto

More
Source