Kerusuhan Sayap Kanan dan Anti-Imigrasi di Seluruh Inggris, Ini Fakta-faktanya

Trending 4 months ago

TEMPO.CO, JakartaUnjuk rasa dengan kekerasan ini dimulai pada Selasa malam setelah terjadi penikaman mematikan nan menewaskan tiga gadis muda dan melukai beberapa orang lainnya di sebuah kelas tari dan yoga anak-anak di barat laut Inggris.

Serangan tersebut telah memicu sentimen Islamofobia dan anti-imigran di Inggris, nan menyebabkan ratusan orang ditangkap, puluhan petugas terluka, dan beberapa gedung rusak – termasuk  sebuah masjid dan hotel nan diketahui menampung para pencari suaka.

Kerusuhan memasuki hari keenam pada Minggu dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Inilah nan perlu diketahui:

Apa nan memicu kerusuhan?

Kerusuhan terjadi setelah penikaman pada 29 Juli di sebuah kelas tari dan yoga bertema Taylor Swift di Southport, Inggris.

Tiga anak wanita - Bebe King, 6; Elsie Dot Stancombe, 7; dan Alice Dasilva Aguiar, 9 - tewas dan 10 lainnya terluka, termasuk delapan anak-anak dan dua orang dewasa. Polisi menangkap seorang laki-laki berumur 17 tahun di letak kejadian, namun namanya dirahasiakan lantaran tersangka tetap berumur di bawah 18 tahun.

Saat itulah rumor tiruan mulai menyebar di bumi maya, menyatakan bahwa seorang pencari suaka berada di kembali serangan tersebut. (Tersangka, nan pada hari Kamis diumumkan oleh polisi sebagai Axel Rudakubana, lahir di Wales).

Pada Selasa malam, para perusuh menyerbu jalan-jalan di Southport, menargetkan sebuah masjid setempat. Dalam sebuah pernyataan, Masjid Southport mengatakan bahwa para jamaahnya mengunci diri di dalam masjid sementara beberapa orang melemparkan peledak bensin dan batu bata ke arah bangunan. Menurut Kepolisian Merseyside, 53 petugas luka-luka dalam bentrok dengan para pengunjuk rasa.

Kota-kota mana saja nan terkena dampaknya?

Selain Southport, demonstrasi berkobar di seluruh Inggris, termasuk Manchester, Hartlepool, Liverpool, Bristol, dan London, serta ibu kota Irlandia Utara, Belfast, pada hari-hari berikutnya.

Pada Minggu, sekitar 700 perusuh mengepung Holiday Inn Express di Rotherham - nan dikenal sebagai tempat penampungan para pencari suaka. Jendela-jendela dipecahkan dan tempat sampah nan terbakar dilemparkan ke gedung tersebut, menurut Kepolisian South Yorkshire. Di Belfast, sebuah kafe, supermarket, dan beberapa mobil dibakar setelah protes pada Sabtu malam, The Irish Times melaporkan.

"Orang-orang menyerang tempat ini, rasisme terhadap Islam dan Muslim, terutama organisasi Muslim," kata manajer supermarket kepada surat kabar tersebut.

Iklan

Di Whitehall, dekat gerbang Downing Street, 111 orang ditangkap pada Rabu malam. Lima petugas terluka akibat lemparan botol dan benda-benda lain, sementara beberapa lainnya diserang secara fisik, menurut Metropolitan Police Service.

Bagaimana Inggris merespons tindakan protes?

Pada Minggu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kerusuhan tersebut sebagai "premanisme sayap kanan," dan menambahkan bahwa kerusuhan tersebut tidak bakal ditoleransi.

"Ini bukan protes," kata Starmer di X. "Ini terorganisir, penuh kekerasan, premanisme, dan tidak mempunyai tempat di jalanan alias online."

Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, mengatakan di X bahwa pasukan polisi mendapat support penuh dari dirinya untuk menjatuhkan "hukuman sekeras mungkin" kepada para perusuh, termasuk balasan penjara dan larangan bepergian.

Di tengah kekacauan nan terjadi, ada juga contoh-contoh solidaritas dan kedermawanan di seluruh Inggris.

Di Southport, tempat kerusuhan dimulai, Kepolisian Merseyside mengatakan bahwa penduduk membantu membersihkan jalanan dan membagikan makanan cuma-cuma sehari setelah protes.

Dan selama seminggu terakhir, beberapa landmark di Inggris - termasuk Downing Street - menyala dengan warna merah muda untuk menunjukkan support mereka nan berkepanjangan bagi family dan organisasi Southport setelah serangan penikaman.

NPR

Pilihan Editor: 

More
Source