TEMPO.CO, Jakarta -Saluran diplomatik antara Iran dan Amerika Serikat tetap terbuka seiring dengan berjalannya proses negosiasi ihwal rumor nuklir, kata ahli bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Senin, 8 Juli 2024.
Berbicara tentang perundingan antara Iran dan AS nan menjadi topik dalam debat calon presiden di televisi menjelang pemilu baru-baru ini, Kanaani mengatakan pada konvensi pers bahwa masalah tersebut mempunyai sistem nan pasti.
“Saluran diplomatik antara Iran dan AS terbuka dan proses negosiasi sedang berlangsung. Rinciannya bakal dipublikasikan pada waktunya,” kata ahli bicara itu, seperti dikutip instansi buletin Tasnim.
Kanaani menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri telah melakukan nan terbaik untuk melindungi hak-hak bangsa Iran. Ia mencatat bahwa pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi, nan meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei berbareng rombongannya, bakal bertindak dalam kerangka sistem nan ditentukan hingga hari terakhir masa jabatannya.
Iran baru-baru ini memilih presiden terbaru ialah Masoud Pezeshkian, seorang politikus reformis nan mewakili Tabriz di parlemen, juga mantan menteri kesehatan dan mahir bedah jantung.
Sekitar 16,5 juta penduduk Iran memilihnya, sedangkan kandidat saingannya, politikus garis keras Said Jalili, memperoleh 13,5 juta suara.
Jalili menganjurkan konfrontasi dengan “musuh-musuh” Barat dan mendukung pendalaman hubungan dengan Rusia dan Cina, sementara Pezeshkian menyerukan negosiasi dengan AS.
Kampanye Pezeshkian berfokus pada perlunya Iran terlibat dengan Barat dalam rumor nuklir, untuk mendapatkan keringanan hukuman dan memperbaiki kondisi perekonomian negara, serta menjauh dari lembah perang regional.
Iklan
Ketika ditanya tentang janji kampanye Pezeshkian untuk menghapuskan sanksi, Kanaani mengatakan setiap kesepakatan mempunyai dua sisi. Namun bagaimanapun juga, menurut dia Iran bakal menggunakan kapabilitas penuhnya untuk menjaga kepentingan nasional.
Menyoroti kebijakan luar negeri Iran, dia mengatakan aksesi Iran terhadap sistem multilateral dan kerja sama dengan beragam negara bakal memperkuat daya tawar negara tersebut dalam negosiasi diplomatik.
Pemerintahan selanjutnya bakal memanfaatkan seluruh komponen untuk memenuhi kepentingan nasional Iran dan memanfaatkan pencapaiannya, tambah Kanaani.
Pemerintahan baru Iran, nan ke-14 setelah kemenangan Revolusi Islam pada 1979, bakal menjabat selama empat tahun ke depan.
Pilihan Editor: Iran Luncurkan Buku 'Abdi Bangsa', Memoar Mendiang Presiden Ebrahim Raisi
TASNIM | TIME