TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung, Reda Manthovani, dikukuhkan menjadi guru besar pengetahuan norma Universitas Pancasila pada Januari 2024. Penelusuran Tempo dalam liputan investigasi "Skandal Guru Besar Abal-abal" menemukan Reda loncat kedudukan dari lektor ke pembimbing besar.
Sebanyak empat tulisan Reda di jurnal internasional disetujui sebagai syarat menjadi profesor. Dokumen penilaian nan dilihat Tempo menunjukkan Reda menulis tulisan ilmiahnya di International Journal of Cyber Criminology (IJCC) dan International Journal of Criminal Justice Science (IJCJS). "Saya mengirim tulisan dengan proses korespondensi nan jelas," kata Reda dalam wawancara tertulis, Kamis, 30 Mei lalu.
Jurnal IJCC dan IJCJS belakangan diselidiki Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam skandal pembimbing besar Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, lantaran ditengarai sebagai jurnal predator. Menurut Reda, kolega pembimbing besar juga mengirim tulisannya ke sana. Berikut petikan wawancara Reda:
Investigasi kami menemukan Anda menjadi pembimbing besar dengan mengirim syarat tulisan ke jurnal IJCC dan IJCJS. Padahal jurnal itu bermasalah. Apa tanggapan Anda?
Saya memang memasukkan tulisan ke dua jurnal itu. Saya mengirim tulisan dengan proses korespondensi nan jelas. Saya melampirkannya ke sistem milik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kementerian Pendidikan belakangan menyelidiki kredibilitas jurnal itu lantaran ditengarai predator. Komentar Anda?
Jurnal saya tak bermasalah. Artikel itu juga diterima oleh Dikti. Saya tak tahu sama sekali apakah jurnal itu dalam penyelidikan sebagai predator alias tidak. Setahu saya banyak rekan pengajar pembimbing besar dan pengajar lain tetap mengirim tulisan ke jurnal itu.
Bagaimana Anda bisa jadi pembimbing besar?
Saya menjadi pembimbing besar setelah melalui proses nan panjang. Saya mengajar sejak 2007 dan menjadi pembimbing besar pada akhir 2023. Saya telah melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tiga tahap verifikasi sudah saya lewati, mulai dari senat, asesor di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi 3, sampai Dikti.
Apa urgensinya Anda loncat kedudukan dari lektor ke pembimbing besar?
Syarat loncat kedudukan telah dipenuhi. Salah satunya publikasi di jurnal internasional bereputasi dan terdaftar di indeks Scopus. Saya menulis di lebih dari empat jurnal internasional bereputasi.
Iklan
Penelusuran kami menemukan tim penilai Anda termasuk asesor bermasalah punya latar belakang sosiologi nan berbeda dengan rumpun pengetahuan hukum. Bagaimana respons Anda?
Saya tak mengetahui nama asesor saya. Kenal saja tidak, apalagi bertemu. Sistem Dikti tak memungkinkan calon mengetahui nama penilai selain ada perbaikan syarat. Sebab, ada forum audiensi dengan asesor nan difasilitasi kampus dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi.
Laporan mengenai dugaan pelanggaran akademik ini dimuat secara rinci dalam laporan Investigasi Tempo edisi 8-14 Juli nan bisa Anda baca di sini:
Cara Dosen Universitas Lambung Mangkurat Merekayasa Syarat Guru Besar
Skandal Guru Besar: Memakai Jurnal Predator hingga Berkomplot dengan Asesor
Temuan Kementerian Pendidikan dalam Perkara Mafia Gelar Profesor
Jurnal Predator Guru Besar di Pinggiran Birmingham