Harga Obat Mahal, Kemenperin akan Dorong Penggunaan Bahan Baku Dalam Negeri

Trending 3 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian alias Kemenperin bakal mendorong penggunaan bahan baku dalam negeri untuk memproduksi obat-obatan. Kebijakan ini buntut rumor mahalnya obat di Indonesia hingga tiga sampai lima kali lipat dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia.

“Kalau beli (bahan baku dalam negeri) banyak kan dia juga bakal meningkatkan utilisasi. Kalau utilisasi naik, harganya lebih murah,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Reni Yanita, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Juli 2024.

Reni menjelaskan nilai obat dipengaruhi oleh utilisasi produsen. Utilisasi merupakan tingkat efisiensi penggunaan sumber daya dibandingkan dengan jumlah produksi nan dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Ketika utilisasi baru 50 persen, kata dia, produsen bakal menjual obat-obatan dengan nilai tinggi. Menurut dia, utilisasi dipengaruhi oleh aspek permintaan.

Dia mencontohkan sebuah perusahaan mempunyai utilisasi mencapai 80 persen, sedangkan produk nan terjual hanya 50 persen. Pada produksi selanjutnya, perusahaan itu hanya bakal memproduksi sejumlah 50 persen. “Sementara untuk biaya daya sama. Pasti kan harganya jadi mahal,” kata dia.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebelumnya memerintahkan jejeran untuk mematangkan koordinasi membangun industri kesehatan. Pemerintah memberikan sorotan mengenai nilai obat dan perangkat kesehatan nan tinggi, namun tidak sesuai dengan majunya industri kesehatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dalam rapat internal pada Selasa, 2 Juli 2024 di Istana Kepresidenan Jakarta, Jokowi menginginkan agar nilai perangkat kesehatan dan obat-obatan tidak terlalu mahal. Menkes membandingkan nilai obat di Indonesia nan lima kali lipat lebih mahal dari pada Malaysia.

Iklan

“Beliau juga pesan obat-obatan dan perangkat kesehatan industri dalam negeri dibangun, agar bisa Indonesia lebih resilience jika ada pandemi lagi,” kata Budi Gunadi usai rapat dengan Jokowi.

Jokowi memberikan waktu dua pekan untuk mengkoordinasikan soal penguatan sistem kesehatan RI ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan bakal terlibat.

“Harus ngomong dengan menteri perindustrian nan kelak ngatur, kemudian juga kita mengusulkan ke Kementerian Keuangan mengenai policy-nya seperti apa,” kata Budi Gunadi soal solusi untuk mengatasi obat dan perangkat kesehatan mahal.

Pilihan Editor: Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

More
Source