Gejala Polio Sering Tak Disadari, Padahal Bisa Sebabkan Kelumpuhan

Trending 2 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio bakal diselenggarakan  23-29 Juli dan 6-12 Agustus 2024. Masyarakat bisa membujuk anak berumur 0 sampai 7 tahun 11 bulan 29 hari untuk mendapatkan vaksin di puskesmas terdekat, rumah sakit, hingga posyandu.

Spesialis anak konsultan di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur, Arifianto, menjelaskan indikasi lumpuh layu yang mendadak dialami anak belum tentu positif polio. Polio tidak ada indikasi sama sekali namun orang nan telah terjangkit virusnya alias disebut carrier bisa menularkan ke anak nan sehat.

Menurutnya, sebanyak 95 persen orang nan terinfeksi polio sebagian besar gejalanya tergolong ringan seperti orang terkena flu alias diare. “Jadi, banyak nan enggak sadar lantaran memang enggak bisa dibedakan dan dia bisa sembuh sendiri,” kata Arifianto di Jakarta, Senin, 15 Juli 2024.

Risiko kelumpuhan dan jangkitan otak
Pada jenis kedua, polio bakal lebih bergejala. Gejalanya adalah adanya jangkitan di selaput otak, misalnya mengalami kekakuan di leher alias sakit kepala. Namun, Arifianto mengatakan indikasi ini juga bakal sembuh dengan sendirinya sehingga jarang diwaspadai.

Pada tahap nan paling berat, polio bisa sampai tahap lumpuh. Itulah sebabnya ada nan dinamakan acute flaccid paralysis (AFP) alias nan biasa dikenal dengan lumpuh layu. Namun, kondisi ini tetap perlu dipastikan lantaran belum tentu nan mengalami lumpuh layu positif polio.

Iklan

Polio hingga mengalami kelumpuhan juga dibagi menjadi dua. Ada nan hanya di personil mobilitas dan ada nan sampai ke sistem saraf pusat. Jika sudah sampai ke batang otak, polio bisa menyebabkan kematian lantaran batang otak adalah napas manusia.

"Itu bukti bahwa Polio bisa bergejala sampai sedemikian beratnya. Itulah kenapa kita mau seluruh bumi bebas polio. Jadi, kita kudu membujuk masyarakat untuk melakukan vaksin ini,” pesan Arifianto.

Pilihan Editor: Pentingnya Vaksin Polio sehingga Tak Boleh Dilewatkan

More
Source