Catar Akpol dari NTT Mayoritas Anak Pejabat Polri, Ombudsman Duga Ada Maladministrasi Proses Seleksi

Trending 6 months ago

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Ombudsman Nusa Tenggara Timur telah melakukan koordinasi dengan Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda NTT perihal dugaan maladministrasi bentrok kepentingan dalam  seleksi calon taruna (catar) Akademi Polisi (Akpol) di NTT 2024.

"Terjadi banyak protes dari  masyarakat NTT terhadap pengumuman hasil seleksi catar Akpol NTT tahun 2024, sehingga kami minta dilakukan pengawasan ke biro SDM nan melaksanakan seleksi," ujar Kepala Perwakilan Ombudsman NTT, Darius B. Daton kepada Tempo, Senin, 15 Juli 2024.

Namun, diakui Darius, koordinasi itu baru sebatas obrolan informal melalui aplikasi perpesanan. Ia meminta, agar Irwasda Polda mencermati keberatan dari masyarakat. Dikutip dari Antara, 8 Juli 2024, seleksi calon taruna Akpol NTT diikuti oleh 86 peserta, enam diantaranya adalah perempuan. 

Dari jumlah tersebut, hanya 20 peserta nan lanjut ke tahap akhir dan  11 diantaranya diumumkan lolos catar Akpol NTT 2024. Pengumuman kelolosan 11 orang tersebut menuai kritik, karena didominasi oleh anak dari abdi negara kepolisian. 8 dari 11 orang itu merupakan anak polisi. Termasuk anak dari Kapolda NTT,  Inspektur Jenderal  Daniel Tahi Monang Silitonga, yakni, Timothy Abishai Silitonga. 

Selain itu, Darius mengatakan, agar pemilihan catar Akpol NTT mendapat afirmasi  untuk putra-putri NTT dalam persyaratan seleksi. Hal ini berangkaian dengan dari kesebelas peserta catar Akpol nan lolos, hanya 1 orang nan merupakan penduduk original NTT. 

Namun diakuinya perihal itu tidak melanggar aturan. Sebab persyaratan pendaftaran catar Akpol tidak mengharuskan anak original wilayah setempat. Melainkan peserta kudu  berdomisili minimal 2 tahun alias 6 bulan jika dia adalah anak dari polisi/TNI/ASN nan menjabat di wilayah tersebut kurang dari 2 tahun. 

Ia mengatakan, Ombudsman belum melakukan investigasi perihal kekisruhan ini, namun dia telah menerima konsultasi dari warga. "Tapi kami belum menerima laporan resmi dari para orang tua catar Akpol nan merasa dirugikan," ujar dia.

Sementara pada Jumat, 12 Juli lalu, massa tindakan simpatik aliansi NTT telah mengadakan unjuk rasa di depan gedung Mabes Polri. Mereka menolak hasil seleksi Catar Akpol NTT 2024. Dalam unjuk rasa tersebut, mereka mengusulkan beberapa tuntutan, yakni: Meminta kapolri mencopot Kapolda NTT lantaran diduga melakukan tindakan nan bertentangan dengan etika dan kepatutan. 

Lalu, meminta Kapolri membatalkan pengumuman hasil seleksi catar Akpol NTT 2024, meminta Kapolri menambah kuota catar Akpol Polda NTT 2024 dan memprioritaskan putra-putri wilayah NTT. 

Darius mengatakan, meski secara izin anak polisi diperbolehkan mengikuti catar Akpol, namun menurutnya perihal tersebut menyalahi sisi kepatutan dan kepantasan sebagai penyelenggara negara. Ia menganjurkan agar pejabat menconton mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. nan saat itu melarang sang putra mengikuti seleksi Akpol ataupun TNI lantaran khawarir jabarannya mempengaruhi pemilihan sang putra.

Kesebelas peserta calon taruna Akpol nan lulus ialah

1. Yudhina Nasywa Olivia (perempuan)

Iklan

2. Arvid Theodore Situmeang

3. Reynold Arjuna Hutabarian

4. Mario Christian Bernalo Taful

5. Bintang Lijaya

6. Ketut Arya Adityanatha

7. Brian Lee Sebastian Manurung

8. Timothy Abishai Silitonga

9. Mochammad Rizq Sanika Marzuki

10. Madison Juan Raphael Kana Silalahi

11. Lucky Nuralamsyah

Pilihan Editor: Daftar Nama Calon Taruna Akpol dari NTT, Pakai Kuota Mabes Polri dan Reguler

More
Source