TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (BEM UNM) menggelar tindakan demo di kampus pada Kamis siang, 11 Juli 2024. Aksi itu menolak surat pengumuman pembelian jas almamater bagi mahasiswa baru nan ditandatangani oleh Rektor UNM Karta Jayadi pada 2 Juli 2024.
Presiden BEM UNM Hasrul mengatakan patokan itu merupakan corak komersialisasi pendidikan di kampus nan kudu ditolak. "Kami mengimbau kepada seluruh calon mahasiswa baru untuk tidak membeli almamater sebelum ada kejelasan dari pihak kampus," ungkapnya pada Kamis, 11 Juli 2024.
Dalam surat pengumuman Nomor 3324/UN36/KM/2024, UNM mewajibkan mahasiswa baru nan dinyatakan lulus jalur seleksi nasional berasas tes (SNBT) dan jalur berdikari tahun 2024 untuk membeli jaket almamater. Disebutkan dalam surat itu jas sebagai salah satu identitas nan bakal mereka kenakan saat mengikuti pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru alias PKKMB, aktivitas akademis dan kemahasiswaan hingga akhir masa kuliah.
"Atas masukan dan beragam pihak maka nilai jaket almamater tahun ini, tidak mengalami kenaikan. Harga satu pieces jaket almamater adalah Rp 175 ribu," tulis pengumuman tersebut.
Sementara itu, BEM UNM mengaku pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada tanggungjawab untuk bayar jas almamater. Selain almamater, ada pula berita dasi nan dijual Rp 75 ribu. Namun, mereka tetap memastikan info tersebut.
"Jika diwajibkan, maka secara otomatis sama saja dengan surat info sebelumnya, karena total dari almamater plus dasi ialah Rp 250 ribu," ujar Hasrul.
Selain menolak perihal tersebut, BEM UNM juga menggelar tindakan untuk menuntut peninjauan duit kuliah tunggal (UKT), kebebasan menulis, pelibatan lembaga kemahasiswaan dalam verifikasi peninjauan UKT, hingga menolak pemberlakuan iuran pengembangan lembaga (IPI) di Fakultas Kedokteran.
Iklan
Hingga buletin ini dibuat, Ketua Badan Layanan Umum UNM Irsan, belum membalas pertanyaan Tempo mengenai polemik tersebut. Sebelumnya, Tempo juga sudah mengontak Suandi Syam, narahubung nan tertulis di surat pernyataan tersebut dan diarahkan untuk mengontak Irsan.
Sebelumnya, viral video antara mahasiswa dan pengajar UNM nan sedang berdebat. Salah satu pengajar terlihat mendorong mahasiswanya. Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM Faisal Basri menjelaskan video itu ditangkap pada Senin, 8 Juli 2024 lalu. Ketika itu, mereka sedang melakukan audiensi ke rektorat.
Sebelum audiensi, para mahasiswa terlibat cekcok berbareng para dosen. Salah satu mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) angkatan 2019 menanyakan perihal kebijakan mahasiswa baru untuk membeli jas almamater.
"Awalnya kami sampaikan dengan baik-baik, tiba-tiba kawan kami ditanya lembaga mahasiswanya apa?," ucap Faisal saat dihubungi pada Kamis, 11 Juli 2024.
Salah satu pengajar menuding mahasiswa tersebut sebagai makelar nan berbuntut perdebatan.
Pilihan Editor:Jokowi Batal Pindah Kantor ke IKN Bulan Ini, Terkendala Infrastruktur Belum Siap