TEMPO.CO, Jakarta - Gabriel Fratini merupakan salah satu chef asal Italia nan baru-baru ini ikut mengembangkan wisata gastronomi di Indonesia alias lebih tepatnya di area Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Ia mengatakan bakal memberikan pengalaman baru bagi visitor dengan makanan nan disajikannya.
"Restoran di Bali sudah banyak, tapi nan memberikan pengalaman dan karakter belum banyak. Saya mau menjadi bagian itu, tidak ada menu dan membikin kejutan," kata Gabriel Fratini
Resto nan dimiliki oleh Gabriel Fratini berjulukan Gab’s Gastrobar nan menyajikan makanannya dengan style omakase. Gaya alias konsep omakase adalah konsep menyajikan makanan ala Jepang dimana chef bakal meracik dan menyajikan makanan nya secara langsung di hadapan konsumen.
Selain itu, karakter lain dari restoran gastronomi tersebut adalah tidak mempunyai menu nan pasti setiap harinya. Konsumen nan berjamu bakal disajikan hidangan berasas bahan-bahan fresh nan chef temukan di pasar. Maka dari itu, makanan nan disajikan bakal selalu dalam kondisi segar.
Sebelum adanya gebrakan baru wisata gastronomi di area Canggu, Ubud, Bali juga sudah resmi mendapatkan predikat wisata gastronomi kelas bumi oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB alias UNWTO. Kawasan wisata gastronomi tersebut merupakan area pertama nan ada di Indonesia.
“Gastronimi Ubud mempunyai aset nan kuat untuk menjadi destinasi pariwisata gastronimi premium,” ujar perwakilan UNWTO Patricia Carmona.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi mengatakan Wisata Gastronomi sangatlah tepat untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan setiap makanan unik di Indonesia mempunyai cerita nan menarik dan bisa menggaet para visitor untuk mempelajarinya lebih dalam.
Iklan
Dilansir dari kemenparekraf.go.id, wisata gastronomi bukan hanya sekadar wisata kuliner biasa nan menikmati setiap makanan nan ada di wilayah tertentu. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB alias UNWTO, tujuan dari wisata gastronomi adalah melakukan perjalanan ke sebuah wilayah nan mempunyai makanan khas. Setelah itu, para visitor dapat mempelajari cerita alias filosofi dari makanan tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI, kata gastronomi merujuk pada sebuah seni untuk menyiapkan makanan nan lezat. Disamping itu juga, gastronomi dipahami sebagai sebuah pengetahuan nan berangkaian dengan seni, filosofi, sosial budaya, sampai dengan antropologi dari sebuah makanan.
Salah satu contoh kota nan dikenal dengan wisata gastronominya adalah Kota Salatiga, Jawa Tengah. Kuliner legendari nan dimiliki Kota Salatiga adalah tumpang Kopyor nan sudah ada sejak 1814. Tumpang Kopyor juga sudah tertulis dalam sejarah nan berada daalam naskah Serat Centhini.
Konsep gastronomi juga sudah mulai dikembangan di Indonesia dengan langkah memasukan pembelajaran gastronomi di perkuliahan alias lebih tepatnya dapat ditemukan di Politeknik Pariwisata dengan program studi Seni Kuliner. Hal ini dikarenakan gastronomi juga tidak lepas dari penataan makanan agar menarik.
ANTARANEWS | KEMENPAREKRAF
Pilihan editor: Festival Merayakan Gastronomi Indonesia Dibuka, Ada Kuliner Khas Samosir Hingga Papua