TEMPO.CO, Jakarta - Front Populer Baru (NFP) sayap kiri Prancis, sebuah aliansi nan dibentuk dengan tergesa-gesa, telah muncul sebagai blok utama di parlemen berikutnya - tetapi tanpa kebanyakan nan bekerja.
Tradisi politik menyatakan bahwa Presiden Emmanuel Macron menunjuk seorang perdana menteri dari antara jejeran kekuatan politik terbesar alias koalisi di parlemen.
NFP, nan terdiri dari Partai Komunis, Prancis Kiri, Partai Hijau, dan Partai Sosialis, belum mengatakan siapa nan bakal dipilih sebagai perdana menteri Prancis. Partai-partai tersebut tampaknya tidak dapat menyepakati siapa nan bakal menjadi calon dari lintas partai.
Berikut ini adalah beberapa tokoh nan paling terkenal dari blok tersebut:
Jean-Luc-Melenchon, Partai Kiri Keras Prancis nan Tidak Terikat
Melenchon, 72 tahun, adalah seorang veteran politik sayap kiri nan garang di Prancis. Ia pernah menduduki kedudukan menteri di pemerintahan sebelumnya, ketika dia tetap menjadi personil Partai Sosialis.
Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2012, 2017, dan 2022, dan selalu sukses meningkatkan nilainya. Ia berada di urutan ketiga pada tahun 2022, tepat di belakang pemimpin sayap kanan Marine Le Pen. Macron memenangkan pemilihan itu.
Sebagai seorang orator nan berapi-api, Melenchon adalah salah satu tokoh nan paling memecah belah dalam politik Prancis, membikin sebagian pemilih senang dan sebagian lainnya takut dengan proposal pajak dan pengeluaran nan tak terkendali, retorika perang kelas, serta posisi kebijakan luar negeri nan kontroversial, terutama di Gaza. Para kritikus menuduhnya antisemitisme, nan dibantahnya.
Marine Tondelier, Pemimpin Partai Hijau
Tondelier, 37 tahun, dibesarkan di Henin-Beaumont, sebuah kota di Prancis utara nan terkenal sebagai tembok pertahanan dari golongan sayap kanan National Rally (RN) dan pemimpinnya, Le Pen. Tondelier mempunyai catatan panjang dalam menentang RN, dan dia terpilih sebagai personil oposisi di majelis kota pada 2014.
Dia mendokumentasikan pengalamannya bekerja di bawah wali kota RN dan apa nan dia gambarkan sebagai suasana menindas nan ditimbulkan oleh pemerintahan sayap kanan dalam sebuah kitab 2017 nan berjudul "News from the Front." Tondelier juga terpilih sebagai personil majelis regional utara pada 2021, dan dia menjadi pemimpin partai ekologi paling terkenal di Prancis, Partai Hijau, pada tahun berikutnya.
Tondelier juga terpilih sebagai personil majelis regional utara pada 2021, dan dia menjadi pemimpin partai ekologi paling terkenal di Prancis, Partai Hijau, pada tahun berikutnya.