TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama alias PBNU di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat digeruduk puluhan massa pada Jumat kemarin, 2 Agustus 2024. Aksi nan digelar pendemo atas nama Aliansi Santri Gus Dur itu merupakan imbas dari polemik nan terjadi di tubuh PBNU hingga meluas ke sejumlah daerah.
Lantas apa tuntutan dan argumen Aliansi Santri Gus Dur tersebut menggeruduk instansi PBNU?
Pantauan wartawan di lapangan, massa awalnya datang dan berkumpul di depan jalan tak jauh dari Kantor PBNU sekira pukul 14.35 WIB. Aksi tersebut sempat nyaris berujung berantem lantaran polisi membentuk barikade nan menghalangi massa mendekati instansi PBNU.
Melalui pengeras suara, Koordinator Umum Aliansi Santri Gus Dur, Muhamad Sholihin mencoba menerobos barikade nan dibuat polisi. “Kami minta lima langkah polisi mundur, kami mau lihat rumah kami,” kata Sholihin.
Aksi sorong mendorong pun terjadi. Polisi berupaya menghalau massa nan hendak menerobos. Selain aparat, terlihat juga puluhan personil Banser berjaga di depan Kantor PBNU. Beruntung polisi sukses menciptakan suasa kondusif.
Tuntutan Aliansi Santri Gus Dur menggeruduk instansi PBNU:
1. Desak Ketua Umum PBNU dan Sekjen PBNU mundur
Massa tindakan menuntut agar Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya selaku Ketua Umum PBNU dan Saifullah Yusuf namalain Gus Ipul selaku Sekretaris Jenderal PBNU agar mundur dari jabatannya.Terlihat pendemo membawa sejumlah poster dan spanduk, antara lain bertuliskan:
“Ketum PBNU dan Sekjen PBNU kudu mundur”, “Ketum PBNU Jangan Jadi Agen Pemerintah”, hingga “Jangan Kotori Keikhlasan Pendiri NU”.
Muhamad Sholihin menilai tindakan Gus Yahya selama ini kontra produktif dan melanggar hasil Muktamar Lampung. Dalam orasinya, dia juga mengatakan Gus Yahya telah mencampuri urusan partai politik dengan membentuk tim untuk mendalami dan kaji ulang hubungan NU dan PKB.
Iklan
“Katanya tidak politik praktis tapi justru kami dipertontonkan dengan keputusan PBNU membentuk tim investigasi, itu adalah offside, kudu diingatkan. Kalau tidak, Muktamar Luar Biasa kami mendukung Gus Yahya diganti berbareng Sekjen,” kata Sholihin.
2. Minta PBNU konsentrasi pada rumor keumatan alih-alih parpol
Selain itu, massa tindakan turut menekankan pentingnya konsentrasi pada isu-isu keumatan nan lebih mendesak daripada urusan parpol, seperti pembentukan Panitia Khusus alias Pansus Haji. Isu ini dianggap lebih relevan dalam menciptakan keadilan bagi umat daripada terlibat dalam politik praktis dan mencampuri urusan rumah tangga pihak lain.
“Kami menuntut agar Gus Yahya, nan mengaku sebagai kader ideologi Gus Dur, menunjukkan jati dirinya dengan jelas dan tidak melakukan manuver politik nan justru memecah belah umat,” kata Solihin.
3. Kritik keputusan Gus Yahya pecat kader NU ke Israel
Aliansi Santri Gus Dur juga mengkritik keputusan Gus Yahya yang dianggap tidak setara mengenai pemecatan kader NU nan mengunjungi Israel. Mereka menilai langkah ini tidak konsisten dengan tindakan Gus Yahya nan tidak menghadapi akibat serupa. Gus Yahya juga pernah ke Israel pada 2018.
“Gus Yahya kudu memberikan teladan nan baik. Jika kader NU dipecat lantaran kunjungan ke Israel, semestinya dia juga mundur dari posisinya,” ujar Solihin. “Dalam konteks kader NU ke Israel dipecat, sementara dia sendiri tidak dipecat, harusnya memberikan keteladanan, juga kudu mundur,” ujarnya.
Pilihan Editor: Aliansi Santri Gus Dur Tuntut Ketum dan Sekjen PBNU untuk Mundur